Artikel
AWAS PENULARAN VIRUS KARAKTER!!!
Guru adalah profesi yang
mempersiapkan sumber daya manusia untuk menyongsong pembangunan bangsa dalam
mengisi kemerdekaan. Guru dengan segala kemampuannya dan daya upayanya
mempersiapkan pembelajaran bagi peserta didiknya. Sehingga tidak salah jika menempatkan guru sebagai salah satu kunci
pembangunan bangsa menjadi bangsa yang maju di masa yang akan datang. Dapat dibayangkan jika guru tidak
menempatkan fungsi sebagaimana mestinya, bangsa dan negara ini akan tertinggal
dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian waktu tidak terbendung
lagi perkembangannya.
Sebagai guru baik yang sadar atau tidak sadar saat di
luar kelas kita tentu pernah melakukan hal-hal yang kita anggap sepele seperti
buang sampah sembarangan atau makan
dengan tangan kiri. Benar memang itu hal sepele untuk sebagian orang, toh tidak
ada yang melihat kita. Toh
jika di kelas kita sudah mengajarkan kebaikan kepada peserta didik. Selama
siswa tidak melihat hal itu aman saja kita lakukan. Hal yang sering kita
lakukan jika dilakukan secara berkesinambungan
akan menjadi kebiasaan.
Jika kebiasaan terus dipelihara akan membentuk karakter dari seseorang.
Karakter
secara konsep dapat dibedakan dengan pertumbuhan tetapi antara keduanya adalah
satu kesatuan dalam proses individu dalam perubahan sepanjang hidupnya.
Karakter juga dapat diartikan proses ynag kekal dan tepat yang menuju ke arah yang menunjukan sifat yang
khas antara tingkah laku pada tingkatan umur tertentu, yang mempunyai tingkah
laku tidak hanya lebih luas tetapi mengandung kemungkinan yang lebih banyak.
Karakter dapat diartikan bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
manusia secara terus menerus ke arah
yang lebih maju yang nampak lebih banyak bersifat kualitatif, karena itu
berkenaan
dengan aspek kejiwaan.
Sejumlah
sifat yang lazim dilihat sebagai karakter kepribadian yang mengakar sehingga
susah diubah ternyata tidak sepenuhya benar. Sebuah studi terbaru dari Prancis
mengungkapkan, sikap malas dan ketidak sabaran
bisa menular. Para peneliti menemukan orang lain tak hanya bisa menangkap tiga
karakteristik kepribadian, seperti malas, ketidaksabaran dan kehati-hatian,
tapi juga bisa meniru perilaku itu.Sejumlah perilaku tersebut bisa menular
akibat pengaruh sosial yang kuat. Mengejutkan mempelajari bahwa 3 karakter yang
sering dianggap sebagai sifat kepribadian yang begitu mengakar pada seseorang
ternyata begitu labil dan sangat dipengaruhi orang di sekitar.
Seperti dalam undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kemudian di pertegas dalam Undang-Undang Nomor 141 tahun 2005 tentang penjelasan sistem pendidikan nasional (sisdiknas) pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Diharapkan pendidikan di Indonesia mampu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, berahlak dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Dunia
pendidikan adalah dunia yang amat komplek, menantang dan mulia. Komplek karena
spektrumnya sangat luas, menantang karena menentukan masa depan bangsa, mulia
karena memanusiakan manusia, demikian catatan penting yang disampaikan Mohammad
Nuh selaku menteri pendidikan nasional pada saat menyampaikan pidato Rembuk
Nasional Pendidikan 2010, dikantor pusat pendidikan dan pelatihan kementerian
pendidikan nasional (Yoggi, dalam majalah kampus No.5/vol.1/juni 2010: 21). Tujuan pendidikan agama adalah mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia Indonensia seutuhnya, yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur,
memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.
Dengan adanya
pendidikan, maka akan timbul dalam diri seseorang untuk berlomba-lomba dan
memotivasi diri kita untuk lebih baik dalam segala aspek kehidupan.
Pendidikan merupakan salah satu syarat untuk lebih memajukan pemerintahan
ini, maka usahakan pendidikan mulai dari tingkat SD sampai pendidikan di
tingkat Universitas bisa terlaksana. Pada intinya pendidikan itu bertujuan
untuk membentuk karakter seseorang yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa. Akan tetapi fenomena yang terjadi kini pendidikan hanya menekankan
pada intelektual saja, dengan bukti bahwa adanya UN sebagai tolak ukur
keberhasilan pendidikan tanpa melihat proses pembentukan karakter dan budi pekerti anak.
Pendidikan agama merupakan salah satu mata pelajaran yang
memiliki peranan penting dalam meningkatkan karakter peserta didik. Oleh karena
itu, mata pelajaran
pendidikan agama Islam
semestinya menjadi perhatian penting. Karena seiring dengan era globalisasi, peserta didik tidak lagi
menganggap penting mata pelajaran agama. Hal ini dikarenakan oleh adanya modernisasi yang mendorong
manusia untuk selalu bersikap materialistis dan industrialistis, dan
mengesampingkan hal-hal yang sifatnya membentuk moral dan etika manusia itu
sendiri. Di sisi lain pendidikan agama merupakan suatu mata pelajaran yang memiliki
nilai-nilai yang sangat penting dalam membentuk karakter peserta didik, dimana
ajaran-ajarannya dapat dijadikan sebagai pondasi dalam menjalani kehidupan
didunia modern seperti sekarang.
“Guru kencing berdiri, murid
kencing berlari”. Peribahasa ini menggambarkan pengaruh perilaku guru terhadap
perilaku peserta didik. Pendidikan di tingkat prasekolah dan tingkat dasar,
perilaku guru merupakan model bagi murid dalam berperilaku baik di dalam maupun
di luar kelas. Ucapan dan perintah guru sangat dipatuhi oleh murid-muridnya.
Bahkan sering terjadi bahwa ucapan dan perintah guru yang didengar anak di
sekolah lebih dipatuhi oleh anak daripada ucapan dan perintah orang tuanya.
Perilaku guru di masyarakat dijadikan ukuran keterlaksanaan budaya bagi anggota
masyarakatnya. Kelestarian budaya
lokal masyarakat menjadi tanggung jawab anggota masyarakatnya. Sedang guru
menjadi barometernya. Pembentukan karakter peserta didik merupakan tugas
bersama dari orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Ketiga pihak tersebut
secara bersama-sama atau simultan melaksanakan tugas membentuk karakter peserta
didik. Guru merupakan pihak dari pemerintah yang bertugas membentuk karakter peserta
didik, terutama selama proses pendidikan di sekolah. Kemudian orang tua
sekaligus sebagai anggota masyarakat memiliki waktu yang lebih banyak dalam
membina karakter anaknya. Sebelum
memberikan pendidikan karakter guru harus memastikan dirinya berkarakter
terlebih dahulu. Hal yang tidak mudah memang membentuk karakter tetapi bukanlah
hal mustahil jika kita melakukan kerja sama ynag baik dengan pihak-pihak
tersebut.
Jika karakter
itu memang menular alangkah baiknya kita sebagai guru menularkan
karakter-karakter yang baik saja dengan meminimalisir perbuatan-perbuatan yang
tidak baik yang telah kita lakukan dan menggantinya dengan memperbanyak
melakukan kebiasaan-kebiasaan baik yang bisa kita tularkan kepada anak didik kita dengan harapan 10-20 tahun ke depan
negara kita tercinta ini akan semakin kuat dan bermartabat jika diwariskan
kepada mereka yang lahir dan hidup dengan karakter yang kuat.
BIODATA PENULIS
NAMA : UCY NURJANAH S.Pd
PROFESI : GURU SDIT IHSANUL AMAL ALABIO
ANGGOTA IGI KAB. HSU
ALAMAT : SUNGAI SANDUNG RT 06 NO 69
Tidak ada komentar:
Posting Komentar