Menciptakan Manusia Berkualitas Lewat
Pendidikan
Oleh : Normilawati, S.Pd
“Apa itu pendidikan? Ketika pertama kali
mendengar kata pendidikan mungkin sebagian orang langsung melayangkan
pikirannya kepada suatu sekolah atau universitas. Tetapi apakah ruang lingkup
dari pendidikan itu sendiri hanya pada lingkungan tersebut? Apakah dengan
semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, semakin berkualitas pula orang
itu?”
Pendidikan
berasal dari kata “didik” yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya
memelihara dan memberi latihan mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Secara
umum, pendidikan merupakan pemberian latihan, bimbingan, ajaran, atau
pembelajaran terhadap seorang anak yang memiliki potensi yang dapat
dikembangkan sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Tujuan
dari pendidikan itu sendiri adalah menciptakan seseorang yang berkualitas
sehingga memiliki pandangan yang luas ke depan untuk mencapai suatu cita-cita
yang diharapkan dan mampu beradaptasi secara cepat dan tepat di dalam berbagai
lingkungan. Dengan demikian hasil akhir dari pendidikan adalah bagaimana cara
ia bermasyarakat
Pada
hakikatnya pendidikan itu “humaniora” atau memanusiakan manusia. Maksudnya
adalah menjadikan manusia itu bermartabat dan bermoral, serta dapat
mempergunakan akal, nafsu, dan ruhnya secara seimbang. Manusia yang manusia
adalah manusia yang bermanfaat terhadap manusia lain di muka bumi, mereka dapat
saling tolong-menolong, peduli nasib sesama, saling menghargai, dan bekerja
sama untuk kebaikan. Ketika hal-hal tersebut dapat dilakukan dengan baik, maka
pendidikan itu dikatakan berhasil menciptakan manusia yang berkualitas.
Pendidikan
itu sendiri terbagi menjadi dua, ada pendidikan formal dan pendidikan informal.
Dalam dunia formal, pendidikan diartikan sebagai pembelajaran pengetahuan,
keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi
ke generasi berikutnya. Bisa melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian
secara terorganisir dan berjenjang. Pendidikan formal inilah yang akan diperoleh
seseorang melalui sekolah atau universitas. Sedangkan pendidikan informal
adalah pelatihan yang terdapat di dalam keluarga atau masyarakat.
Pendidikan
terhadap seorang anak dimulai dari lingkungan rumah yang bersifat informal.
Bahkan ada yang berpendapat bahwa pendidikan berawal dari sebelum anak itu
lahir, yakni ketika masih berada dalam kandungan sang ibu dengan cara
membacakan atau memperdengarkan ayat-ayat suci Al-Qur’an.Ketika anak telah
lahir dan mulai tumbuh, anak akan belajar lebih banyak lagi. Orang tua dan
keluarga yang memang memiliki waktu lebih banyak berinteraksi dengan anak akan
memegang peran penting dalam pendidikan informal ini. Pendidikan di lingkungan
rumah dilakukan melalui pembiasaan-pembiasaan serta pemberian contoh. Misalnya
dengan mencontohkan untuk membaca doa ketika memulai beraktivitas. Orang tua
sebagai pendidik, memiliki lebih banyak kesempatan untuk membimbing, mengarah,
melatih, serta menuntun anak sejak dini dengan kebiasaan dan contoh yang baik
tersebut. Metode yang dilakukan setiap orang tua dalam memberikan pendidikan terhadap
anak pasti berbeda-beda, namun tujuan yang ingin dicapai tentunya akan sama,
yakni agar anak menjadi lebih baik lagi.
Anak
yang mendapatkan pendidikan di lingkungan rumahnya akan berbeda dengan anak yang
kurang mendapat pendidikan. Sebagian besar orang tua berpendapat bahwa belum
waktunya anak diberi pelajaran ketika ia masih terlalu kecil. Anak akan belajar
ketika sudah memasuki usia sekolah, dan disekolahlah tempat anak memperoleh
pendidikan. Sehingga ketika para orang tua ini telah membayar mahal untuk
menyekolahkan anaknya, mereka merasa bebas dari tanggung jawab untuk memberikan
pendidikan di rumah. Hal inilah yang menjadikan pendidikan itu tidak akan
berjalan lancar, karena kurangnya dukungan dari para orang tua untuk memberikan
pendidikan anak di rumah. Seharusnya orang tua sadar bahwa pendidikan di
lingkungan rumah itu sangat penting, dimana pendidikan ini akan menjadi bekal
anak untuk menempuh pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan
lebih lanjut yang akan diterima anak adalah pendidikan di sekolah yang bersifat
formal. Tugas guru di sekolah adalah lebih mengasah lagi bekal yang dimiliki
anak. Di sekolah, guru akan memberikan pelatihan, pembelajaran, dan bimbingan
terhadap anak. Akan tetapi, kesempatan yang dimiliki oleh guru dalam memberikan
pengajaran tersebut sangatlah sedikit. Jika dihitung berdasarkan waktu, guru
hanya berinteraksi dengan anak di sekolah sekitar 4 – 5 jam setiap hari, dan
inipun hanya berlaku pada guru kelas bukan guru mata pelajaran.
Oleh
karena itu, sangatlah tidak sesuai jika ada orang yang mengatakan bahwa seorang
anak yang “kurang baik” disebabkan dari lingkungan sekolah yang tidak bisa
mendidik dengan baik. Padahal mungkin hal yang “kurang baik” itu anak peroleh
di luar dari lingkungan sekolah, misalnya dari media sosial yang sekarang
sedang marak-maraknya.
Dengan
demikian dalam pelaksanaan pendidikan, sekolah dan orang tua bukan saling
menyalahkan tetapi harus bisa bekerja sama agar anak dapat tumbuh menjadi
seorang yang baik dan berkualitas.Selain pendidikan di rumah dan di sekolah,
lingkungan masyarakat juga menjadi tempat yang sangat penting dalam pendidikan
anak. Sama halnya pendidikan di rumah, pendidikan di lingkungan masyarakat
merupakan pendidikan informal. Anak dapat memperoleh banyak hal di lingkungan
masyarakat, bahkan mungkin apa yang akan dipelajarinya akan lebih melekat
dibandingkan pelajaran yang diperoleh anak pada pendidikan sekolah.
Di
lingkungan sekolah anak hanya akan dijejali dengan berbagai teori, berbeda
dengan di masyarakat. Di lingkungan masyarakat anak akan mempraktikkan apa yang
telah mereka dapat di rumah dan di sekolah.Misalnya pelajaran tentang tolong
menolong. Di sekolah anak hanya akan tahu tolong menolong berdasarkan contoh
pada buku teks pelajaran, sedangkan di lingkungan masyarakat ia akan mengalami
langsung ketika ia telah menolong
seseorang yang misalnya kesusahan menyebrang jalan.
Sehingga
apa yang telah ia pelajari di sekolah dapat digunakan untuk kebaikan di
masyarakat.Pada lingkungan inilah keberhasilan pendidikan yang telah dilalui
anak, baik itu di rumah maupun di sekolah dapat dilihat. Ketika pendidikan yang
diterimanya pada lingkungan rumah dan sekolah berhasil, maka pada lingkungan
masyarakat anak akan menjadi manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya. Pendidikan
juga mampu mengangkat martabat, derajat, kecerdasan dan mampu mengembangkan
potensi yang dimiliki anak. Biarkan anak mengembangkan potensi yang dimiliki.
Sebagai orang tua ataupun pendidik, kita bertugas untuk membimbing dan
mengarahkan anak.
Berdasarkan
paparan tersebut, maka pendidikan itu sendiri tidak hanya terfokus pada ruang
lingkup berjenjang formal saja, tetapi juga di lingkungan rumah dan masyarakat
yang bersifat informal. Ketiga komponen ini merupakan sistem yang berjalan
dengan aturannya masing-masing yang pada akhirnya akan membentuk manusia yang
berkualitas yang bermanfaat dan bermartabat.
BIODATA SINGKAT PENULIS :
Nama
: Normilawati, S.Pd
Pekerjaan
: Guru SDIT Ihsanul Amal Alabio, HSU
Tidak ada komentar:
Posting Komentar